Saturday 22 May 2010

I've Got My Lesson


Ketika saya dan teman-teman membahas kitab Imam Al Ghazali sabtu lalu, saya dibuat terdiam tanpa kata. Saat itu hawa dingin tiba-tiba menjalari seluruh tubuh saya. Saya merasa ulama besar ini sedang berbicara langsung kepada saya. Dengan wajah teduh dan tatapan matanya yang terang, dia seolah mengingatkan betapa celaka seseorang yang berilmu tinggi, tetapi miskin amal.

Sampai di situ saya seperti kehilangan konsentrasi. Tidak ada kebetulan di dunia ini, Allah SWT tahu betul apa yang dibutuhkan makhluk-Nya. Pada saat seorang hamba benar-benar memohon untuk selalu diberikan petunjuk, Dia akan memercikan sedikit cahaya ke dalam hati sang hamba. Saya sadar, Allah SWT sedang mengirimkan pesan pada saya, mengingatkan agar saya tetap berjalan dalam rel dan tidak berbelok ke arah kesesatan yang tampak indah di depan mata.

Lalu teman melanjutkan membacakan kitab tersebut, sampai pada satu paragraf yang membuat dada saya semakin terasa sempit. Katanya, jika seseorang telah mencapai usia 40 tahun dan kebaikannya tidak melebihi keburukannya, maka ia dekat dengan neraka. Saya lagi-lagi tersontak, memandang gelisah ke arah seorang teman, yang sepertinya dijalari rasa panik yang sama. Mencoba menghitung tahun demi tahun yang berlalu tanpa terasa. Berapa sisa umur yang masih tersisa ? apakah kami masih sempat memperbaiki segala kesalahan yang sudah menggunung ?

Akhirnya pembacaan kitab itu berakhir. Saya meminta teman saya menyudahinya karena saat itu jiwa saya lepas dari raga, alias sudah gak mudeng lagi. Dalam perjalanan pulang saya terus merenung, mencoba berdamai dengan perasaan saya yang hampir meledak. Saya turun di stasiun Pondok Cina, padahal seharusnya hari itu saya pulang ke Tanjung Barat, hanya karena ingin mengembalikan pikiran saya yang sedang berkelana entah kemana. I've got my lesson.

Ternyata semua belum berakhir. Keesokan harinya seorang teman dari belahan bumi Eropa, bertanya pada saya. “Najma, apakah kamu harus selalu belajar ?" saya menjawabnya dengan berbagai macam argumentasi, bagaimana Islam menyuruh umatnya untuk berlajar sampai ke liang kubur, dan ada 114 surat dalam Al Qur’an berbicara tentang pendidikan dan prinsip-prinsipnya. Teman saya itu kemudian menjawab dengan singkat , “love to take you fishing in the cold ,you would learn about frozen finger tips”. Saya terhenyak. Kata-katanya seolah menampar wajah saya. Kawan saya itu seorang photographer, petualang sejati dan tergila-gila memancing. Oh ya satu lagi…dia seorang atheis dan mulai tertarik belajar Islam dari saya. Tapi justru saya merasa, saat itu dialah yang sedang mengajari saya , bahwa belajar tidak cukup hanya dengan teori tetapi harus diiringi dengan praktek dan mengalaminya sendiri.

Saya merenung renung, apakah percepatan pengetahuan yang saya dapat , melebihi percepatan amal yang saya kerjakan ? Apakah pengetahuan yang terkumpul dalam kepala saya, belumlah banyak berguna? Saya teringat pesan Imam Al Ghazali pada muridnya, bahwa ilmu yang bermanfaat adalah ilmu yang semakin mendekatkan seseorang pada Allah SWT. Sudahkah saya mencintai Allah, melebihi cinta saya pada makhluk Nya ? Sudahkan saya meninggalkan semua pekerjaan sia-sia, yang hanya akan menjauhkan rahmat dan kasih sayang-Nya ?

Saya menarik nafas dengan berat, menahan rasa panas di kedua mata saya.
I’ve got my lesson. Semoga saya masih diberi kesempatan untuk memperbaiki segalanya.

Depok, 1:43 pm, today ...