POWER OF DREAM - KEKUATAN IMPIAN
Allah menciptakan manusia dengan tujuan. Penciptaan bumi dan langit, binatang melata, bakteri dan virus sekalipun diciptakan dengan suatu tujuan. Lalu bagaimanakah kita menjalani hidup kita? apakah setiap hari kita bangun, hanya menyibukan diri dengan tugas-tugas rutin, tanpa tahu mengapa dan kemana semua itu akan berujung.
Bayangkan kita pergi ke suatu tempat, tanpa tahu apa tujuan kita pergi ke tempat itu. Sudah pasti kita akan bingung, tidak tahu apa yang harus kita lakukan di tempat tersebut. Jika kita tidak berani menetapkan tujuan, kita tidak akan menjadi apa-apa. Hidup akan sia-sia, karena kita hanya akan menjadi seorang pecundang.
Orang-orang besar yang telah mewarnai sejarah dengan keberhasilan-keberhasilannya dalam menciptakan perubahan, seperti Nabi Muhammad , Mahatma Gandhi, Helen Keller, mereka semua memiliki impian, Kesuksesan hidup dimulai dengan mimpi, karena dengannya akan tercipta kekuatan yang menggerakan seluruh potensi dalam diri manusia. Begitu sering saya melihat saudara-saudara saya, teman-teman saya, bingung jika di tanya apa impiannya, apa visi dan misi hidupnya ? Mereka pasti akan menjawab. ”Ah, tidak usah dipikirkan, biar saja mengalir bagai air”. Benarkah demikian ?
Andri Wongso salah satu motivator terbaik di Indonesia, yang bergelar SDTTTP (Sekolah Dasar Tidak Tamat Tetapi Sukses) berpesan, miliki mimpi-mimpi yang positif dalam kehidupanmu, karena dengan kekuatan mimpi itulah hidup akan menggairahkan untuk dijalani. Dan siaplah berjuang dengan segenap usaha demi mewujudkan setiap impian kita dengan berani membayar harga. Dalam meraih kesuksesan dalam bidang apapun, pertama-tama, kita harus berani bermimpi. Stephen Covey berpendapat bahwa segalanya diciptakan dua kali. Ada ciptaan mental atau pertama, dan ciptaan fisik atau kedua. Sebelum segala sesuatu menjadi nyata, seseorang harus mampu meng imajinasikan dalam pikirannya. Sebelum pesawat terbang ada, Wright bersaudara mewujudkankannya dalam khayalan mereka, baru kemudian mereka bertindak untuk mewujudkan.
Manusia harus memiliki impian. Tetapi impian yang dimaksud adalah, mimpi yang memiliki daya dobrak, yang disebut cita-cita atau harapan, dan bukan mimpi di siang bolong atau angan-angan. Ibnu Qudamah menjelaskan perbedaan harapan dan angan-angan. Menurutnya, harapan adalah masa vakum untuk menanti sesuatu yang disenangi. Tetapi apa yang diharapkan akan terjadi itu, harus ada sebab yang menghasilkannya. Jika tidak ada sebab yang diketahui wujudnya dan tidak diketahui ketiadaannya, maka dinamakan angan-angan. Mimpi, harus di sertai dengan usaha untuk mewujudkannya dan melihat realitas yang ada di depannya. Sedangkan angan-angan adalah keinginan yang tidak disertai tindakan. Ia hanya sekedar lintasan pikiran akan sesuatu yang disenangi.
Sebagai contoh, ada dua orang pemuda yang bermimpi ingin memiliki sebuah mobil. Pemuda pertama mencurahkan seluruh pikirannya, daya upaya, untuk mewujudkan itu semua. Bagaimana mencari cara untuk mendapatkan uang, mencari informasi tentang tipe mobil yang inginkan, berapa harganya, dan spesifikasinya. Dia menyusun strategi, dia bertindak untuk mewujudkannya. Sebaliknya, pemuda B juga mempunyai impian untuk memiliki sebuah mobil. Tetapi yang dilakukan pemuda ini adalah duduk berpangku tangan, tidak pernah bekerja lebih keras, tidak pernah bekerja lebih cerdas untuk menghasilkan uang dan membeli mobil yang diinginkannya. Dia tidak pernah membuat rencana atau apapun yang dapat menghantarkannya kepada impiannya itu. Dari ilustrasi di atas, keinginan pemuda A memiliki mobil adalah harapan, cita-cita atau impian yang memiliki daya dobrak. Sedangkan bagi pemuda B, impian itu adalah angan-angan, kebodohan atau mimpi di siang bolong.
Untuk memiliki impian yang memiliki daya dobrak, seseorang harus menciptakan sebuah mimpi yang jelas, spesifik dan detail, sehingga dapat divisualisasikan. Semakin jelas sebuah mimpi, semakin mudah ia menjadi kenyataan. Jika kita menetapkan impian yang abstrak, misalnya , ”saya bermimpi menjadi orang yang bahagia” . Pikiran anda akan memprosesnya. Apa yang dimaksud dengan bahagia ? Bahagia yang bagaimana ? pikiran kita sulit untuk memvisualisasikan hal-hal yang sifatnya abstrak dan tidak jelas. Lihatlah bagaimana Rosullullah mengajarkan kita tentang hal itu. Salah satunya adalah pada saat perang khandaq, Rosullah menggali parit, sedang tanahnya begitu keras. Untuk memotivasi para sahabat, Rosullah bersabda, ”Allah Maha Besar. Aku diberi kunci-kunci Syam. Demi Allah, aku benar-benar bisa melihat istana-istananya yang bercat merah saat ini..... aku diberi tanah persi. Demi Allah, saat ini pu aku bisa melihat istana Mada;in yang bercat putih.... aku diberi kunci-kunci Yaman. Demi Allah, dari tempatku ini aku bisa melihat pintu-pintu gerbang Shan’a.” Dan dikemudian hari, umat islam berhasil menaklukan Syam, Persi dan Yaman, dan kota-kota lainya di dunia.
Terlepas dari bahwa beliau adalah Rosulullah yang memiliki kelebihan yang tidak dimiliki umatnya, tapi hal tesebut mengajarkan kepada kita, bahwa saat itu Rosul memberikan harapan, impian kepada para sahabat-sahabat. Rosul menciptakan gambaran yang jelas tentang mimpi itu ke dalam pikiran para sahabat, agar para sahabat memiliki semangat dalam mengatasi kesulitan-kesulitan di masa itu.
Impian seorang umat muslim, harus menembus langit, menjangkau kehidupan sesudah kematian, bukan sekedar impian yang bersifat keduniaan. Impian tertinggi seorang muslim adalah bertemu dengan Allah di surga. Tetapi, harus kita sadari bahwa impian tersebut sangat kompleks, dan sulit divisualisasikan oleh pikiran kita. Walaupun kita mungkin bisa membayangkan (versi kita) tentang kenikmatan surga, tapi mampukah akal menjangkau wujud Allah ? Jadi, seyogyanya, impian tersebut harus kita terjemahkan ke dalam bahasa sederhana, yang mampu dijangkau oleh akal pikiran manusia. Kita harus menetapkan impian trasenden kita dalam bingkai keduniaan yang lebih membumi sehingga mudah untuk divisualisasikan. Misalnya kita bermimpi untuk menjadi seorang pengusaha sukses sehingga dapat berjihad dengan harta untuk kepentingan agama Allah. Atau bermimpi menjadi seorang penulis untuk menyampaikan kebenaran islam keseluruh dunia, dalam rangka meraih surga, dan masih banyak lagi. Impian yang jelas, kongkret semacam itu, lebih mudah untuk dimengerti oleh pikiran bawah sadar kita dan akan menciptakan energi yang membuat kita TAKE ACTION, alias bertindak dengan penuh semangat.
Selain itu, kita perlu mengasosiasikan mimpi-mimpi kita dengan kesenangan dan kepedihan. Salah satu cara yang diperkenalkan Anthony Robbins dalam merubah perilaku seseorang agar dapat meraih impiannya adalah Neuro Associative Conditioning, yaitu mengkaitkan cita-cita dengan suka dan duka atau kesenangan dan kepedihan. Dalam terapinya terhadap pasien-pasienya, beliau menyuruh mereka untuk memvisualisasikan dengan jelas, kesenangan yang akan diperoleh jika berhasil mewujudkan keinginannya itu. Semakin detail, maka semakin bagus. Dan bayangkan bagaimana jika mereka tidak berhasil mendapatkan impiannya itu. Visualisasikan duka, kesedihan, penderitaan yang akan dialami, sehingga tubuh anda merasakan ketakutan.
Sebenarnya, metode di atas bukan hal yang baru bagi umat islam. Dalam Al Qur’an, Allah meberitakan kepada kita tentang surga dan neraka, mendeskripsikan kesenangan yang akan di dapat orang-orang beriman di dalam surga, dan kesengsaraan serta kepedihan neraka. Mengapa Allah memberikan gambaran itu kepada kita ? Jawabannya adalah, agar manusia mampu membayangkan surga dan neraka sehingga mereka akan termotivasi untuk menjadi orang-orang sholeh, dan takut jika berada dalam kesesatan, karena kepedihan yang akan dirasakan dalam neraka.
Jadi segara tetapkan impian anda, tekadkan untuk membayar berapapun harganya dan berdoalah dengan sungguh-sungguh. Gambarkan dengan jelas dan detail impian tersebut dalam pikiran anda. Bayangkan kesenangan apa yang akan anda dapatkan jika anda mampu meraih impian anda tersebut, dan juga kesengsaraan jika anda tidak bisa mendapatkannya. Jika orang-orang non muslim telah mengetahui kekuatan impian sehingga mereka bisa berjaya dan sukses di segala bidang, mengapa kita orang-orang Islam, yang memiliki keyakinan kepada Allah, tidak memiliki impian-impian yang positif dalam kehidupan ini ?
Jangan takut bermimpi karena takut akan kegagalan. Allah merahasiakan takdir, agar kita dapat berpikir positif dan bersikap proaktif dalam menyongsong takdir terbaik kita. Percayalah, jika anda pikir anda bisa, maka anda pasti bisa dengan ijin Allah.
Selamat bermimpi saudariku...
Allah menciptakan manusia dengan tujuan. Penciptaan bumi dan langit, binatang melata, bakteri dan virus sekalipun diciptakan dengan suatu tujuan. Lalu bagaimanakah kita menjalani hidup kita? apakah setiap hari kita bangun, hanya menyibukan diri dengan tugas-tugas rutin, tanpa tahu mengapa dan kemana semua itu akan berujung.
Bayangkan kita pergi ke suatu tempat, tanpa tahu apa tujuan kita pergi ke tempat itu. Sudah pasti kita akan bingung, tidak tahu apa yang harus kita lakukan di tempat tersebut. Jika kita tidak berani menetapkan tujuan, kita tidak akan menjadi apa-apa. Hidup akan sia-sia, karena kita hanya akan menjadi seorang pecundang.
Orang-orang besar yang telah mewarnai sejarah dengan keberhasilan-keberhasilannya dalam menciptakan perubahan, seperti Nabi Muhammad , Mahatma Gandhi, Helen Keller, mereka semua memiliki impian, Kesuksesan hidup dimulai dengan mimpi, karena dengannya akan tercipta kekuatan yang menggerakan seluruh potensi dalam diri manusia. Begitu sering saya melihat saudara-saudara saya, teman-teman saya, bingung jika di tanya apa impiannya, apa visi dan misi hidupnya ? Mereka pasti akan menjawab. ”Ah, tidak usah dipikirkan, biar saja mengalir bagai air”. Benarkah demikian ?
Andri Wongso salah satu motivator terbaik di Indonesia, yang bergelar SDTTTP (Sekolah Dasar Tidak Tamat Tetapi Sukses) berpesan, miliki mimpi-mimpi yang positif dalam kehidupanmu, karena dengan kekuatan mimpi itulah hidup akan menggairahkan untuk dijalani. Dan siaplah berjuang dengan segenap usaha demi mewujudkan setiap impian kita dengan berani membayar harga. Dalam meraih kesuksesan dalam bidang apapun, pertama-tama, kita harus berani bermimpi. Stephen Covey berpendapat bahwa segalanya diciptakan dua kali. Ada ciptaan mental atau pertama, dan ciptaan fisik atau kedua. Sebelum segala sesuatu menjadi nyata, seseorang harus mampu meng imajinasikan dalam pikirannya. Sebelum pesawat terbang ada, Wright bersaudara mewujudkankannya dalam khayalan mereka, baru kemudian mereka bertindak untuk mewujudkan.
Manusia harus memiliki impian. Tetapi impian yang dimaksud adalah, mimpi yang memiliki daya dobrak, yang disebut cita-cita atau harapan, dan bukan mimpi di siang bolong atau angan-angan. Ibnu Qudamah menjelaskan perbedaan harapan dan angan-angan. Menurutnya, harapan adalah masa vakum untuk menanti sesuatu yang disenangi. Tetapi apa yang diharapkan akan terjadi itu, harus ada sebab yang menghasilkannya. Jika tidak ada sebab yang diketahui wujudnya dan tidak diketahui ketiadaannya, maka dinamakan angan-angan. Mimpi, harus di sertai dengan usaha untuk mewujudkannya dan melihat realitas yang ada di depannya. Sedangkan angan-angan adalah keinginan yang tidak disertai tindakan. Ia hanya sekedar lintasan pikiran akan sesuatu yang disenangi.
Sebagai contoh, ada dua orang pemuda yang bermimpi ingin memiliki sebuah mobil. Pemuda pertama mencurahkan seluruh pikirannya, daya upaya, untuk mewujudkan itu semua. Bagaimana mencari cara untuk mendapatkan uang, mencari informasi tentang tipe mobil yang inginkan, berapa harganya, dan spesifikasinya. Dia menyusun strategi, dia bertindak untuk mewujudkannya. Sebaliknya, pemuda B juga mempunyai impian untuk memiliki sebuah mobil. Tetapi yang dilakukan pemuda ini adalah duduk berpangku tangan, tidak pernah bekerja lebih keras, tidak pernah bekerja lebih cerdas untuk menghasilkan uang dan membeli mobil yang diinginkannya. Dia tidak pernah membuat rencana atau apapun yang dapat menghantarkannya kepada impiannya itu. Dari ilustrasi di atas, keinginan pemuda A memiliki mobil adalah harapan, cita-cita atau impian yang memiliki daya dobrak. Sedangkan bagi pemuda B, impian itu adalah angan-angan, kebodohan atau mimpi di siang bolong.
Untuk memiliki impian yang memiliki daya dobrak, seseorang harus menciptakan sebuah mimpi yang jelas, spesifik dan detail, sehingga dapat divisualisasikan. Semakin jelas sebuah mimpi, semakin mudah ia menjadi kenyataan. Jika kita menetapkan impian yang abstrak, misalnya , ”saya bermimpi menjadi orang yang bahagia” . Pikiran anda akan memprosesnya. Apa yang dimaksud dengan bahagia ? Bahagia yang bagaimana ? pikiran kita sulit untuk memvisualisasikan hal-hal yang sifatnya abstrak dan tidak jelas. Lihatlah bagaimana Rosullullah mengajarkan kita tentang hal itu. Salah satunya adalah pada saat perang khandaq, Rosullah menggali parit, sedang tanahnya begitu keras. Untuk memotivasi para sahabat, Rosullah bersabda, ”Allah Maha Besar. Aku diberi kunci-kunci Syam. Demi Allah, aku benar-benar bisa melihat istana-istananya yang bercat merah saat ini..... aku diberi tanah persi. Demi Allah, saat ini pu aku bisa melihat istana Mada;in yang bercat putih.... aku diberi kunci-kunci Yaman. Demi Allah, dari tempatku ini aku bisa melihat pintu-pintu gerbang Shan’a.” Dan dikemudian hari, umat islam berhasil menaklukan Syam, Persi dan Yaman, dan kota-kota lainya di dunia.
Terlepas dari bahwa beliau adalah Rosulullah yang memiliki kelebihan yang tidak dimiliki umatnya, tapi hal tesebut mengajarkan kepada kita, bahwa saat itu Rosul memberikan harapan, impian kepada para sahabat-sahabat. Rosul menciptakan gambaran yang jelas tentang mimpi itu ke dalam pikiran para sahabat, agar para sahabat memiliki semangat dalam mengatasi kesulitan-kesulitan di masa itu.
Impian seorang umat muslim, harus menembus langit, menjangkau kehidupan sesudah kematian, bukan sekedar impian yang bersifat keduniaan. Impian tertinggi seorang muslim adalah bertemu dengan Allah di surga. Tetapi, harus kita sadari bahwa impian tersebut sangat kompleks, dan sulit divisualisasikan oleh pikiran kita. Walaupun kita mungkin bisa membayangkan (versi kita) tentang kenikmatan surga, tapi mampukah akal menjangkau wujud Allah ? Jadi, seyogyanya, impian tersebut harus kita terjemahkan ke dalam bahasa sederhana, yang mampu dijangkau oleh akal pikiran manusia. Kita harus menetapkan impian trasenden kita dalam bingkai keduniaan yang lebih membumi sehingga mudah untuk divisualisasikan. Misalnya kita bermimpi untuk menjadi seorang pengusaha sukses sehingga dapat berjihad dengan harta untuk kepentingan agama Allah. Atau bermimpi menjadi seorang penulis untuk menyampaikan kebenaran islam keseluruh dunia, dalam rangka meraih surga, dan masih banyak lagi. Impian yang jelas, kongkret semacam itu, lebih mudah untuk dimengerti oleh pikiran bawah sadar kita dan akan menciptakan energi yang membuat kita TAKE ACTION, alias bertindak dengan penuh semangat.
Selain itu, kita perlu mengasosiasikan mimpi-mimpi kita dengan kesenangan dan kepedihan. Salah satu cara yang diperkenalkan Anthony Robbins dalam merubah perilaku seseorang agar dapat meraih impiannya adalah Neuro Associative Conditioning, yaitu mengkaitkan cita-cita dengan suka dan duka atau kesenangan dan kepedihan. Dalam terapinya terhadap pasien-pasienya, beliau menyuruh mereka untuk memvisualisasikan dengan jelas, kesenangan yang akan diperoleh jika berhasil mewujudkan keinginannya itu. Semakin detail, maka semakin bagus. Dan bayangkan bagaimana jika mereka tidak berhasil mendapatkan impiannya itu. Visualisasikan duka, kesedihan, penderitaan yang akan dialami, sehingga tubuh anda merasakan ketakutan.
Sebenarnya, metode di atas bukan hal yang baru bagi umat islam. Dalam Al Qur’an, Allah meberitakan kepada kita tentang surga dan neraka, mendeskripsikan kesenangan yang akan di dapat orang-orang beriman di dalam surga, dan kesengsaraan serta kepedihan neraka. Mengapa Allah memberikan gambaran itu kepada kita ? Jawabannya adalah, agar manusia mampu membayangkan surga dan neraka sehingga mereka akan termotivasi untuk menjadi orang-orang sholeh, dan takut jika berada dalam kesesatan, karena kepedihan yang akan dirasakan dalam neraka.
Jadi segara tetapkan impian anda, tekadkan untuk membayar berapapun harganya dan berdoalah dengan sungguh-sungguh. Gambarkan dengan jelas dan detail impian tersebut dalam pikiran anda. Bayangkan kesenangan apa yang akan anda dapatkan jika anda mampu meraih impian anda tersebut, dan juga kesengsaraan jika anda tidak bisa mendapatkannya. Jika orang-orang non muslim telah mengetahui kekuatan impian sehingga mereka bisa berjaya dan sukses di segala bidang, mengapa kita orang-orang Islam, yang memiliki keyakinan kepada Allah, tidak memiliki impian-impian yang positif dalam kehidupan ini ?
Jangan takut bermimpi karena takut akan kegagalan. Allah merahasiakan takdir, agar kita dapat berpikir positif dan bersikap proaktif dalam menyongsong takdir terbaik kita. Percayalah, jika anda pikir anda bisa, maka anda pasti bisa dengan ijin Allah.
Selamat bermimpi saudariku...