Thursday 13 March 2008

FUTUR

FUTUR

Sebagian orang sangat familiar dengan terminologi futur, tetapi jangan heran jika banyak diantara mereka yang bahkan tidak pernah mendengar kalimat itu seperti itu sebelumnya (bahkan menganggap jenis makanan apa itu ?). Tentunya bagi sebagian yang sudah kenal dengan kata itu, menganggap futur sebagai virus yang mematikan-semacam virus flu burung- atau ada juga yang menganggapnya sebagai virus flu biasa yang akan hilang dengan sendirinya. Tapi benarkah futur itu berbahaya dan ganas, atau penyakit itu bisa dikategorikan penyakit ringan yang bisa disembuhkan oleh obat yang dibeli di warung ?

SEKILAS TENTANG FUTUR

Secara bahasa, futur berarti terhenti setelah berjalan atau diam setelah bergerak. Tetapi dalam terminologi syariat, futur dapat didefinisikan sebagai penyakit yang mengenai seorang aktivis, paling rendah malas atau berlambat-lambat dan paling tinggi terhenti atau berdiam setelah rajin dan bergerak dengan semangat (STID DI Alhikmah, 2007).

Diibaratkan seorang pendaki gunung yang telah berjalan melewati jurang, tebing dan hutan untuk mencapai puncak gunung, tetapi di tengah jalan ia tiba-tiba memutuskan untuk berhenti dan tidak melanjutkan perjalannya sampai ke puncak. Apa alasannya ? bermacam-macam. Ada yang merasa bahwa apa yang dicapainya telah cukup dan dia tidak perlu meneruskan misinya-yaitu sampai ke puncak. Ada yang merasa dia harus beristirahat sejenak tetapi kemudian dalam istirahatnya itu dia terlena dan merasa nyaman, ada juga yang merasa lelah dan putus asa, dan banyak lagi alasan lainnya. Jika diamnya hanya sesaat, melepaskan sedikit kelelahan dan kebosanan dari rutinitas, mungkin itu sesuatu yang manusiawi dan pasti terjadi pada diri tiap orang. Tetapi jika kondisi itu berlangsung cukup lama dan pada akhirnya membuat orang tersebut berhenti dan kemudian menyerah dan memutuskan untuk turun gunung, itulah yang disebut virus futur kronis yang bisa menyebabkan hilangnya cahaya iman dari dalam kalbu manusia.

CARA MENGATASI FUTUR

Rosulullah bersabda :
Waspadalah kalian dalam berlebihan dalam menjalankan agama, sesungguhna umat sebelum kalian binasa karena berlebihan dalam menjalankan agama (H.R. Ahmad).

Salah satu penyebab futur adalah jika seseorang terlalu berlebihan dan ekstrim dalam menjalankan agama
Apapun yang berlebih pasti tidak baik. Islam mengajarkan prinsip wasathiyyah (pertengahan) dan diungkapkan pula dengan istilah tawazun ( keseimbangan). Menurut Yusuf Qardhawi, prinsip tawazun menggabungkan antara sesuatu dan kebalikannya dengan penuh keserasian dan keharmonisan, tanpa sikap berlebihan maupun pengurangan. Beliau memberikan contoh sikap tawajun antara hak tubuh dan hak ruh (rohani dan jiwa), maka tidak ada padanya penyengsaraan tubuh sampai batas penyiksaan, sebagaimana yang terdapat pada beberapa ajaran agama atau kepercayaan di dunia (Qardhawi, 129 – 130).

Oleh karena itu Rosul mengajarkan agar kita tidak berlebihan dalam menerapkan ajaran dan hukum-hukum Islam melebihi kapasitas fitrah manusia. Sikap berlebihan dan melawan fitrah, akan menghasilkan keputusasaan dan akhirnya pengingkaran. Diibaratkan sebuah komputer, jika kita menjalankan program yang tidak sesuai dengan softwarenya, atau memaksakan program yang tidak sesuai dengan kapasitasnya, akibatnya komputer akan menjadi lambat dan pada akhirnya akan hang atau berhenti beroperasi. Begitu juga dengan manusia.

Seorang muslim tidak boleh berlebihan dan melampaui batas dalam mengkonsumsi yang mubah. Dia harus menghindari hal-hal yang syubhat apalagi yang haram. Dalam surat Al A’raf (7) ayat 31, Allah berfirman : Hai anak adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki) masjid, makan dan minumlah, dan jangan berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan.

Orang yang hidup sendiri dan berpisah dari jamaah berpotensi besar untuk menjadi futur, karena ia tidak memiliki komunitas yang akan mengingatkannya, memberinya memotivasi untuk terus bergerak ke arah yang lebih baik. Bergabung dengan jamaah, institusi, atau organisasi berbasis Islam yang memiliki akidah shahih adalah suatu keharusan bagi setiap muslim. Bukan untuk menjadi ekslusif, tetapi kita memerlukan lingkungan yang kondusif untuk menyiram nurani kita dengan energi ketaatan.

Beberapa cara untuk mengatasi futur adalah sebagai berikut :
§ Banyak mengingat kematian dan hari akhir.
§ Melaksanakan amalan harian.
§ Tidak terfokus pada satu sisi saja dalam masalah agama.
§ Mempersiapkan diri untuk menghadapi kesulitan dalam perjuangan.
§ Berteman dengan orang yang memiliki motivasi tinggi
§ Bekerja dengan rencana
§ Menjaga dari kemaksiaan dan dosa-dosa, terutama dosa-dosa kecil yang diremehkan.

No comments: